Aplikator transportasi online Go-Jek menembus sejarah baru. Go-Jek, kini menyandang status sebagai decacorn, startup yang memiliki valuasi di atas USD 10 miliar. Sebelumnya, Go-Jek menggenggam status sebagai unicorn, startup dengan valuasi di atas USD 1 miliar. Dalam riset bertajuk The Global Unicorn Club, lembaga riset internasional CBInsights, menyatakan Go-Jek telah memiliki valuasi USD10 miliar, artinya Go-Jek sudah berhak menyandang status decacorn tersebut. CBInsights menghitung saat ini baru ada 19 decacorn startup di dunia. Amerika Serikat mempunyai perusahaan yang berstatus decacorn terbanyak.
Gojek mendapat gelar decacorn setelah hampir 10 tahun beroperasi. Go-Jek didirikan Nadiem Makarim dan teman-temannya pada pada tahun 2010. Selama beroperasi, Go-Jek sudah sembilan kali menggelar putaran penggalangan dana. Sudah ada 24 investor yang menyuntik Go-Jek dengan total dana yang dihimpun USD 3,1 miliar.
Penggalangan dana Seri A dilakukan Go-Jek pada 2014 silam. Openspace Ventures dan Capikris Foundation yang jadi investornya. Jumlah suntikan dananya tak diumumkan. Pada tahun 2015, Go-Jek membuka pendanaan Seri B. Pada putaran pendanaan Openspace kembali berpartisipasi plus DST Global dan Sequoia Capital India. Nominalnya juga tak diumumkan. Pada 2016 putaran pendanaan Seri C dilakukan dengan nilai yang tidak disebutkan. Investornya Rakuten, Openspace Ventures. Di tahun yang sama, Go-Jek meluncurkan pencarian dana Seri D dengan nilai yang terkumpul lebih dari USD 550 juta. Beberapa investornya DST Global, Northstar Group, Farallon Capital Management, Kohlberg Kravis Roberts, & Co, Warburg Pincus dan Formation Group.
Pada awal 2018, Go-Jek melakukan penghimpunan dana Seri E dengan total dana yang terkumpul USD 1,5 miliar. Investor yang bergabung adalah Via ID, Tencent Holdings, Temasek Holdings, Astra International, Meituan-Dianping, JD.com, Google hingga Blibli. Pada awal 2019, Go-Jek menggelar penggalangan dana Seri F tahap pertama. Total dana yang terhimpun USD 1 miliar. Deretan investornya Astra Internasional, Tencent Holdings, JD.com dan Google.
Decacorn Startups di Asia:
1. Toutiao (Bytendance), induk usaha aplikasi TikTok dari China bervaluasi USD 75 miliar.
2. Didi Chuxing, ride-hailing startup asal China (berbagi tumpangan) dengan valuasi USD 56 miliar.
3. Bitmain Technologies, startup China produsen crypctocurrency rig bervaluasi USD 12 miliar.
4. Grab Holdings, ride-hailing startup asal Singapura bervaluasi USD 11 miliar.
5. Go-Jek, ride-hailing startup asal Indonesia bervaluasi USD 10 miliar.
6. DJI Innovation, startup China bidang hardware bervaluasi USD 10 miliar.
7. One97 Communication, startup India yang mengelola fintech Paytm bervaluasi USD 10 miliar.
10 Besar Unicorn Startups di Asia:
1. Coupang, e–commerce startup asal Korea Selatan bervaluasi USD 9 miliar.
2. Snapdeal, e–commerce startup asal India bervaluasi USD 7 miliar.
3. Tokopedia, e–commerce startup asal Indonesia bervaluasi USD 7 miliar.
4. Guazi, e–commerce startup asal China bervaluasi USD 6,6 miliar.
5. Lianjia, e–commerce startup asal China bervauasi USD 5,8 miliar.
6. Manbang Group, startup di bidang supply chain dan logistik asal China bervaluasi USD 6 miliar.
7. EasyHome, startup ritel asal China bervaluasi USD 5,7 miliar.
8. United Imaging Healthcare, startup kesehatan asal China bervaluasi USD 5 miliar.
9. Oyo Rooms, travel tech startup asal India bervaluasi USD 5 miliar.
10. Bluehole, travel tech startup asal Korea Selatan bervaluasi USD 5 miliar.
Daftar Lengkap ada di sini
Copyright © BINUS UNIVERSITY. All rights reserved.