WASHINGTON. Seiring mengucapkan perpisahan kepada sang pimpinan yang membuat sejarah besar selama delapan tahun berkuasa, the Federal Reserve mengambil keputusan seperti yang telah diprediksi sebelumnya. Yakni, mereka kembali memutuskan untuk memangkas program stimulus bulanan senilai US$ 10 miliar menjadi US$ 65 miliar.
Dari nilai stimulus tersebut, sebesar US$ 30 miliar per bulan akan digunakan untuk membeli aset-aset berbasis kredit perumahan dan sekitar US$ 35 miliar untuk tresuri.
Keputusan tersebut diambil di tengah terjadinya guncangan perekonomian di emerging markets di mana mereka menghadapi pelemahan nilai mata uang yang cukup besar dan ketidakpastian pemulihan ekonomi AS.
Seperti yang diketahui, langkah tapering diambil the Fed pertama kali pada pertemuan Desember lalu. Pada waktu itu, the Fed juga memutuskan untuk mengurangi nilai stimulus sebesar US$ 10 miliar menjadi US$ 75 miliar. Dengan adanya keputusan ini, sejumlah analis sangat yakin the Fed akan mengakhiri penggelontoran stimulusnya pada akhir 2014 mendatang.
“Sangat jelas terlihat, dalam beberapa bulan ke depan, the Fed ingin menghentikan program stimulus. Kami memprediksi, program QE akan berakir pada Oktober, atau awal November tahun ini. Selanjutnya, Fed akan fokus pada program selanjutnya,” jelas co-chief investment officer Pimco.
Apa yang melatarbelakangi the Fed melakukan kebijakan tersebut?
“Indikator pasar tenaga kerja AS terlihat mixed, meski demikian menunjukkan adanya pemulihan yang cukup baik. Tingkat pengangguran juga menurun meski masih berada pada level tinggi,” demikian pernyataan resmi FDTR.
Bank sentral AS menekankan pada pengurangan pembelian aset yang bertujuan untuk mempercepat pemulihan ekonomi dari resesi terburuk sejak Great Depression meski pertumbuhan tenaga kerja AS melambat pada Desember dan kondisi pasar mata uang di emerging market terguncang.
Keputusan penting lainnya adalah the Fed masih akan memberlakukan tingkat suku bunga rendah mendekati nol untuk beberapa waktu karena angka pengangguran berada di bawah 6,5% dan target inflasi tetap berada di bawah 2%.
Copyright © BINUS UNIVERSITY. All rights reserved.